Thumb
  • 18 Maret 2023

Kualitas teknik pesepakbola muda tanah air sejatinya cukup mampu bersaing. Namun, dari segi fisik, kualitas pemain-pemain ini memang perlu lebih dikembangkan. Kondisi ini menjadi perhatian tim pencari bakat Garuda Select, usai menyaksikan jalannya seleksi regional Kaltim yang dilakukan selama dua hari, sejak Rabu (15/3) lalu. Diikuti kurang lebih 100 orang dengan tahun kelahiran 2005-2007, peserta merupakan pemain terbaik rekomendasi dari tiap-tiap askab/askot. Termasuk pemain dari dua klub anggota Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kaltim, Borneo FC Samarinda dan Persiba Balikpapan.

Dipusatkan di Lapangan Training Centre Borneo FC di Kompleks Gelora Kadrie Oening, Sempaja, Kepala Tim Talent Scouting Garuda Select, Wesley Awad, mengapresiasi seluruh peserta yang dinilainya telah menunjukkan kemampuannya secara maksimal. Ditegaskannya, Garuda Select menerapkan standar yang sangat tinggi untuk bisa terpilih melanjutkan program latihan di Eropa.

"Rata-rata pemain Garuda Select yang bermain di Inggris berlari sekitar 9 kilometer dalam satu pertandingan. Jadi di luar kemampuan yang dimiliki, kalian harus punya kapasitas berlari sejauh 12 kilometer," urai Wesley.

Secara umum, Wesley menilai ada banyak pemain bagus di Kaltim, tapi tentu nantinya ia akan membandingkan dengan hasil pemantauan di daerah lainnya. Serta melihat kemungkinan potensi seorang pemain itu bisa dikembangkan atau tidak.

"Setelah ini selesai, akan ada beberapa pemain yang mungkin diundang untuk mengikuti training camp," ungkapnya.

Sementara itu, asisten talent scouting Garuda Select Rifky Herlanda, menyebut banyak pemain bagus di Kaltim, khususnya mereka yang kelahiran 2007. Hanya saja, masih butuh ditingkatkan kemampuan fisiknya, yang mencakup stamina, body balance dan massa ototnya.

"Kalau soal teknik dan lain-lain mereka punya kualitas," ucap Rifky.

Disinggung apa yang menjadi persoalan pemain-pemain Indonesia kurang bisa bersaing di level internasional, Rifky menilainya ada pada effort atau upaya yang kurang maksimal. Apalagi, beberapa yang sudah terpilih di seleksi sebelumnya, disebutnya belum terbiasa dengan kultur latihan di Eropa.

"Terlalu santai, padahal kalau kualitas mereka bisa bersaing, jadi lebih di etos kerjanya. Karena mungkin sudah merasa terpilih, seolah jadi bintang, jadi mereka lupa. Tapi itu mungkin bisa dibenahi di anak-anak yang sekarang," jelas Rifky.

Ditambahkannya, saat ini masih ada dua daerah lagi yang akan disambangi tim talent scouting. Sehingga untuk pengumuman siapa saja yang terpilih, untuk kemudian melanjutkan ke training camp, baru akan dilakukan sesudah Lebaran. Yang pasti dalam memilih pemain, tak ada sistem kuota daerah, semua murni berdasarkan kualitas dan penilaian tim.

"Untuk nama-nama yang terpilih, tentu kami akan membandingkan dulu dengan daerah lainnya. Kami akan berdiskusi dan semua murni bergantung pada kualitas," tegasnya memungkasi.